MAKALAH
“STRATEGI PEMBELAJARAN INQUIRY”
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu
Tugas Dalam Mata Kuliah Strategi dan Media Pembelajaran Matematika
Dosen pengampu : Amalia Zulvia
Widyaningrum, M.pd
Disusun oleh :
Nama
1.
Ridnatul
Hidayati (15250032)
2.
Siti
Maskana (15250034)
3.
Khasiyatul
Munawaroh (15250015)
FAKULTAS TARBIYAH
Progam Study Pendidikan Matematika
INSTITUT AGAMA ISLAM MA’ARIF NU
(IAIM NU)
METRO LAMPUNG
KATA
PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan tepat
waktu.
Tujuan
penulisan makalah ini adalah untuk mengkaji dan memperdalam pengetahuan kita
tentang Strategi Pembelajaran Inquiry.
Meskipun
demikian kami mengakui bahwa apa yang kami sajikan kedalam makalah ini masih
banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Karena itu, kritik dan
saran dari para pembaca sangat diharapkan untuk perbaikan selanjutnya.
Akhirnya,
kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Amalia Zulvia Widyaningrum, M.pd yang
telah memberikan kesempatan kami untuk mengkaji materi ini, semoga kesediaan
tersebut mendapat berkah dan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT,
Aamiin.
Metro,
November 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL...................................................................................... i
KATA
PENGANTAR................................................................................... ii
DAFTAR
ISI................................................................................................... iii
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar belakang....................................................................................... 1
B.
Rumusan
masalah.................................................................................. 2
C.
Tujuan.................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian
SPI ..................................................................................... 3
B. Langkah-langkah
SPI............................................................................ 5
C. Pendekatan
SPI .................................................................................... 8
D. Kelebihan
dan kekurangan ................................................................... 11
BAB
III PENUTUP
A.
Kesimpulan............................................................................................ 12
B.
Saran...................................................................................................... 12
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di dalam proses belajar mengajar
tercakup komponen, pendekatan, dan berbagai metode pengajaran yang
dikembangkan dalam proses tersebut. Tujuan utama diselenggarakannya
proses belajar adalah demi tercapainya tujuan pembelajaran. Dan tujuan tersebut
utamanya adalah keberhasilan siswa belajar dalam rangka pendidikan baik dalam
suatu mata pelajaran tertentu, salah satu contohnya saja yaitu pelajaran
matematika.
Matematika
merupakan ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar. Hal ini dimaksudkan
bukan berarti ilmu lain diperoleh tidak melalui penalaran, akan tetapi dalam
matematika lebih menekankan aktivitas dalam dunia rasio (penalaran), sedangkan
dalam ilmu lain lebih menekankan hasil observasi atau eksperimen. Matematika
terbentuk sebagai hasil pemikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses,
dan penalaran. Dalam pelajaran matematika siswa dibiasakan untuk memperoleh
pemahaman melalui pengalaman tentang sifat-sifat yang dimiliki dan yang tidak
dimiliki sesuai dengan perkembangan kemampuan siswa. Banyak orang
mengakui bahwa matematika merupakan pelajaran yang penting, tetapi sulit untuk
dipelajari.
Dalam
matematika juga dituntut untuk dapat mengerti (memahami) konsep yang ada
sebelum melangkah pada latihan atau menghafal. Selain itu, dalam matematika
juga dibutuhkan lebih banyak penerapan dari teori-teori yang diberikan sehingga
tindakan tersebut dapat melatih setiap siswa untuk aktif dan lebih mengerti
akan pelajaran matematika. Oleh karena itu jarang siswa yang menyenangi pelajaran
ini.
Untuk mengatasi
ketidaksenangan siswa dan untuk meningkatkan minat siswa terhadap pelajaran
matematika ini, guru melakukan berbagai usaha-usaha. Salah satu usaha yang
dilakukan guru adalah dengan menggunakan metode pembelajaran. Metode pembelajaran
merupakan cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencara yang sudah
disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Upaya penggunakan metode pembelajaran tersebut berlandaskan pada
pengertian bahwa pembelajaran merupakan suatu upaya penataan lingkungan yang
memberi nuansa agar program belajar tumbuh dan berkembang secara optimal.
B. Rumusan
Masalah
1. Apakah
pengertian dari strategi pembelajaran inquiry?
2. Apa saja Langkah-Langkah
Strategi Pembelajaran Inkuiri?
3. Apa saja
pendekatan strategi pembelajaran inkuiri?
4. Apakah
kelebihan dan kekurangan SPI?
C. Tujuan
1. Mengetahui
pengertian SPI
2. Mengetahui
langkah-langkah SPI
3. Mengetahui
pendekatan SPI
4. Mengetahui
kelebihan dan kekurangan SPI
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Inkuiri
berasal dari kata to inquire yang berarti ikut serta, atau terlibat,
dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan, mencari informasi, dan melakukan
penyelidikan. Ia menambahkan bahwa pembelajaran inkuiri ini bertujuan untuk
memberikan cara bagi siswa untuk membangun kecakapan-kecakapan intelektual
(kecakapan berpikir) terkait dengan proses-proses berpikir reflektif. Jika
berpikir menjadi tujuan utama dari pendidikan, maka harus ditemukan cara-cara
untuk membantu individu untuk membangun kemampuan itu.
Pembelajaran
inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh
kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu (benda, manusia atau
peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat
merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Pembelajaran inkuiri
menekankan kepada proses mencari dan menemukan.
Materi pelajaran tidak
diberikan secara langsung.
Peran siswa dalam pembelajaran ini adalah mencari dan
menemukan sendiri materi pelajaran, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator
dan pembimbing siswa untuk belajar. Pembelajaran inkuiri merupakan rangkaian
kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis
untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang
dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya
jawab antara guru dan siswa. Pembelajaran ini sering juga dinamakan
pembelajaran heuristic, yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu heuriskein yang
berarti “saya menemukan”.
Adapun beberapa pengertian mengenai Metode Pembelajaran
Inkuiri menurut paha ahli sebagai berikut:
1. Phillips
(dalam Arnyana, 2007:39) mengemukakan “inkuiri merupakan pendekatan pembelajaran
yang dapat diterapkan pada semua jenjang pendidikan. Pembelajaran dengan
pendekatan ini sangat terintegrasi meliputi penerapan proses sains yang menerapkan
proses berpikir logis dan berpikir kritis”.
2. Wina Sanjaya (2008:196) berpendapat bahwa
“strategi pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang
menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan
menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan”.
3. Syaiful
Sagala (2011:196), Metode inkuiri merupakan metode pembelajaran yang berupaya
menanam kan dasar-dasar berfikir ilmiah pada diri siswa yang berperan sebagai
subjek belajar, sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar
sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah.
4. Aziz
(Ahmad, 2011), Metode inkuiri adalah
metode yang menempatkan dan menuntut guru untuk membantu siswa menemukan
sendiri data, fakta dan informasitersebut dari berbagai sumber agar dengan
kegiatan itu dapat memberikan Penerapan Strategi Pembelajaran pengalaman kepada
siswa.
Selanjutnya Sanjaya (2008;196) menyatakan bahwa
ada beberapa hal yang menjadi ciri utama strategi pembelajaran inkuiri. Pertama,
strategi inkuiri menekankan kepada aktifitas siswa secara maksimal untuk
mencari dan menemukan, artinya pendekatan inkuiri menempatkan siswa sebagai
subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai
penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka
berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri. Kedua,
seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan
sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan
sikap percaya diri (self belief). Artinya dalam pendekatan inkuiri
menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator
dan motivator belajar siswa. Aktvitas pembelajaran biasanya dilakukan melalui
proses tanya jawab antara guru dan siswa, sehingga kemampuan guru dalam
menggunakan teknik bertanya merupakan syarat utama dalam melakukan inkuiri. Ketiga,
tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan
kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental, akibatnya dalam
pembelajaran inkuiri siswa tidak hanya dituntut agar menguasai pelajaran, akan
tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya.
Winasanjaya,(2008:194) Joyce (Gulo, 2005) mengemukakan
kondisi-kondisi umum yang merupakan syarat bagi timbulnya kegiatan inkuiri bagi
siswa, yaitu :
1. Aspek sosial di dalam kelas dan suasana
bebas-terbuka dan permisif yang mengundang siswa berdiskusi;
2. Berfokus
pada hipotesis yang perlu diuji kebenarannya; dan
3. Penggunaan
fakta sebagai evidensi dan di dalam proses pembelajaran dibicarakan validitas
dan reliabilitas tentang fakta, sebagaimana lazimnya dalam pengujian hipotesis.
B.
Langkah-Langkah
Strategi Pembelajaran Inkuiri
Sanjaya (2008:202) menyatakan bahwa
pembelajaran inkuiri mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
A. Orientasi
Pada tahap ini guru melakukan
langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang kondusif. Hal yang
dilakukan dalam tahap orientasi ini adalah:
- Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa
- Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkah-langkah inkuiri serta tujuan setiap langkah, mulai dari langkah merumuskan merumuskan masalah sampai dengan merumuskan kesimpulan
- Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan dalam rangka memberikan motivasi belajar siswa.
B. Merumuskan
Masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah
membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang
disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk memecahkan teka-teki itu.
Teka-teki dalam rumusan masalah tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk
mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting
dalam pembelajaran inkuiri, oleh karena itu melalui proses tersebut siswa akan
memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya mengembangkan mental
melalui proses berpikir.
C. Merumuskan
Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara
dari suatu permasalahan yang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu
diuji kebenarannya. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan
kemampuan menebak (berhipotesis) pada setiap anak adalah dengan mengajukan
berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban
sementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari
suatu permasalahan yang dikaji.
D. Mengumpulkan
Data
Mengumpulkan data adalah aktifitas
menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan.
Dalam pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang
sangat penting dalam pengembangan intelektual. Proses pemgumpulan data bukan
hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan
ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya.
E. Menguji
Hipotesis
Menguji hipotesis adalah menentukan
jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh
berdasarkan pengumpulan data. Menguji hipotesis juga berarti mengembangkan
kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan
hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data yang
ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.
F. Merumuskan
Kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses
mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis.
Untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada
siswa data mana yang relevan.
Alasan rasional penggunaan
pembelajaran dengan pendekatan inkuiri adalah bahwa siswa akan mendapatkan
pemahaman yang lebih baik mengenai matematika dan akan lebih tertarik terhadap
matematika jika mereka dilibatkan secara aktif dalam “melakukan” penyelidikan.
Investigasi yang dilakukan oleh siswa merupakan tulang punggung pembelajaran
dengan pendekatan inkuiri. Investigasi ini difokuskan untuk memahami
konsep-konsep matematika dan meningkatkan keterampilan proses berpikir ilmiah
siswa. Sehingga diyakini bahwa pemahaman konsep merupakan hasil dari proses
berpikir ilmiah tersebut.
Pembelajaran dengan pendekatan
inkuiri yang mensyaratkan keterlibatan aktif siswa diharapkan dapat
meningkatkan prestasi belajar dan sikap anak terhadap pelajaran matematika,
khususnya kemampuan pemahaman dan komunikasi matematis siswa. Pembelajaran
dengan pendekatan inkuiri merupakan pendekatan pembelajaran yang berupaya
menanamkan dasar-dasar berpikir ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam proses
pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas
dalam memecahkan masalah. Siswa benar-benar ditempatkan sebagai subjek yang
belajar, peranan guru dalam pembelajaran dengan pendekatan inkuiri adalah
sebagai pembimbing dan fasilitator. Tugas guru adalah memilih masalah yang
perlu disampaikan kepada kelas untuk dipecahkan. Namun dimungkinkan juga bahwa
masalah yang akan dipecahkan dipilih oleh siswa. Tugas guru selanjutnya adalah
menyediakan sumber belajar bagi siswa dalam rangka memecahkan masalah.
Bimbingan dan pengawasan guru masih diperlukan, tetapi intervensi terhadap
kegiatan siswa dalam pemecahan masalah harus dikurangi.
Dalam mengembangkan sikap inkuiri di
kelas, guru mempunyai peranan sebagai konselor, konsultan dan teman yang
kritis. Guru harus dapat membimbing dan merefleksikan pengalaman kelompok
melalui tiga tahap antara lain :
1.
Tahap problem solving atau tugas;
2.
Tahap pengelolaan kelompok;
3.
Tahap pemahaman secara individual, dan pada saat yang
sama guru sebagai instruktur harus dapat memberikan kemudahan bagi kerja
kelompok, melakukan intervensi dalam kelompok dan mengelola kegiatan
pengajaran.
C.
Pendekatan
Inquiry
Pendekatan inkuiri terbagi menjadi
tiga jenis berdasarkan besarnya intervensi guru terhadap siswa atau besarnya
bimbingan yang diberikan oleh guru kepada siswanya. Ketiga jenis pendekatan
inkuiri tersebut adalah:
1.
Inkuiri Terbimbing (guided inquiry approach)
Pendekatan inkuiri terbimbing yaitu
pendekatan inkuiri dimana guru membimbing siswa melakukan kegiatan dengan
memberi pertanyaan awal dan mengarahkan pada suatu diskusi. Guru mempunyai
peran aktif dalam menentukan permasalahan dan tahap-tahap pemecahannya.
Pendekatan inkuiri terbimbing ini digunakan bagi siswa yang kurang
berpengalaman belajar dengan pendekatan inkuiri. Dengan pendekatan ini siswa
belajar lebih beorientasi pada bimbingan dan petunjuk dari guru hingga siswa
dapat memahami konsep-konsep pelajaran. Pada pendekatan ini siswa akan
dihadapkan pada tugas-tugas yang relevan untuk diselesaikan baik melalui
diskusi kelompok maupun secara individual agar mampu menyelesaikan masalah dan
menarik suatu kesimpulan secara mandiri.
Pada dasarnya siswa selama proses
belajar berlangsung akan memperoleh pedoman sesuai dengan yang diperlukan. Pada
tahap awal, guru banyak memberikan bimbingan, kemudian pada tahap-tahap
berikutnya, bimbingan tersebut dikurangi, sehingga siswa mampu melakukan proses
inkuiri secara mandiri. Bimbingan yang diberikan dapat berupa
pertanyaan-pertanyaan dan diskusi multi arah yang dapat menggiring siswa agar
dapat memahami konsep pelajaran matematika. Di samping itu, bimbingan dapat
pula diberikan melalui lembar kerja siswa yang terstruktur. Selama berlangsungnya
proses belajar guru harus memantau kelompok diskusi siswa, sehingga guru dapat
mengetahui dan memberikan petunjuk-petunjuk dan scafolding yang
diperlukan oleh siswa.
2.
Inkuiri Bebas (free inquiry approach)
Pada umumnya pendekatan ini
digunakan bagi siswa yang telah berpengalaman belajar dengan pendekatan
inkuiri. Karena dalam pendekatan inkuiri bebas ini menempatkan siswa
seolah-olah bekerja seperti seorang ilmuwan. Siswa diberi kebebasan menentukan
permasalahan untuk diselidiki, menemukan dan menyelesaikan masalah secara
mandiri, merancang prosedur atau langkah-langkah yang diperlukan.
Selama proses ini, bimbingan dari
guru sangat sedikit diberikan atau bahkan tidak diberikan sama sekali. Salah
satu keuntungan belajar dengan metode ini adalah adanya kemungkinan siswa dalam
memecahkan masalah open ended dan mempunyai alternatif pemecahan masalah
lebih dari satu cara, karena tergantung bagaimana cara mereka mengkonstruksi
jawabannya sendiri. Selain itu, ada kemungkinan siswa menemukan cara dan solusi
yang baru atau belum pernah ditemukan oleh orang lain dari masalah yang
diselidiki.
Sedangkan belajar dengan metode ini
mempunyai beberapa kelemahan, antara lain:
1.
Waktu yang diperlukan untuk menemukan sesuatu relatif
lama sehingga melebihi waktu yang sudah ditetapkan dalam kurikulum.
2.
Karena diberi kebebasan untuk menentukan sendiri
permasalahan yang diselidiki, ada kemungkinan topik yang diplih oleh siswa di
luar konteks yang ada dalam kurikulum.
3.
Ada kemungkinan setiap kelompok atau individual
mempunyai topik berbeda, sehingga guru akan membutuhkan waktu yang lama untuk
memeriksa hasil yang diperoleh siswa.
4.
Karena topik
yang diselidiki antara kelompok atau individual berbeda, ada kemungkinan
kelompok atau individual lainnya kurang memahami topik yang diselidiki oleh
kelompok atau individual tertentu, sehingga diskusi tidak berjalan sebagaimana
yang diharapkan.
3.
Inkuiri Bebas yang Dimodifikasikan ( modified free
inquiry approach)
Pendekatan ini merupakan kolaborasi
atau modifikasi dari dua pendekatan inkuiri sebelumnya, yaitu: pendekatan
inkuiri terbimbing dan pendekatan inkuiri bebas. Meskipun begitu permasalahan
yang akan dijadikan topik untuk diselidiki tetap diberikan atau mempedomani
acuan kurikulum yang telah ada. Artinya, dalam pendekatan ini siswa tidak dapat
memilih atau menentukan masalah untuk diselidiki secara sendiri, namun siswa
yang belajar dengan pendekatan ini menerima masalah dari gurunya untuk
dipecahkan dan tetap memperoleh bimbingan. Namun bimbingan yang diberikan lebih
sedikit dari Inkuiri terbimbing dan tidak terstruktur.
Dalam pendekatan inkuiri jenis ini
guru membatasi memberi bimbingan, agar siswa berupaya terlebih dahulu secara
mandiri, dengan harapan agar siswa dapat menemukan sendiri penyelesaiannya.
Namun, apabila ada siswa yang tidak dapat menyelesaikan permasalahannya, maka
bimbingan dapat diberikan secara tidak langsung dengan memberikan contoh-contoh
yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi, atau melalui diskusi dengan
siswa dalam kelompok lain.
Berdasarkan pengertian dan uraian
dari ketiga jenis pembelajaran dengan pendekatan inkuiri, penulis memilih
Pendekatan Inkuiri Terbimbing yang akan digunakan dalam penelitian ini.
Pemilihan ini penulis lakukan dengan pertimbangan bahwa penelitian yang akan
dilakukan terhadap siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama (SMP), dimana
tingkat perkembangan kognitif siswa masih pada tahap peralihan dari operasi
konkrit ke operasi formal, dan siswa masih belum berpengalaman belajar dengan
pendekatan inkuiri serta karena siswa masih dalam taraf belajar proses ilmiah,
sehingga penulis beranggapan pendekatan inkuiri terbimbing lebih cocok untuk
diterapkan.
Selain itu, penulis berpendapat
bahwa pendekatan inkuiri bebas kurang sesuai diterapkan dalam pembelajaran
matematika, karena dalam proses pembelajaran matematika topik yang diajarkan
sudah ditetapkan dalam silabus kurikulum matematika, sehingga siswa tidak perlu
mencari atau menetapkan sendiri permasalahan yang akan dipelajari.
D.
Keunggulan
dan Kelemahan
Ø Keunggulan / Kelebihan
Strategi Pembelajaran Inkuiri
(Inquiry)
Metode pembelajaran
inkuiri merupakan
strategi belajar yang banyak dianjurkan karena strategi ini memiliki beberapa
keunggulan diantaranya:
1.
Strategi pembelajaran inquiry merupakan
strategi pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif,
afektif dan psikomotorik secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui
strategi ini dianggap lebih bermakna.
2.
Dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar
sesuai dengan gaya belajar mereka.
3.
Strategi pembelajaran inquiry merupakan strategi yang
dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap
belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
4.
Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini dapat
melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata, artinya
siswa yang memiliki kemampuan belajar baik tidak akan terhambat oleh siswa yang
lemah dalam belajar.
Ø Kelemahan Strategi Pembelajaran Inkuiri (Inquiry)
Disamping memiliki keunggulan, strategi pembelajaran
inquiry juga mempunyai kelemahan, di
antaranya yaitu:
1. Jika
strategi pembelajaran inquiry sebagai strategi pembelajaran, maka akan sulit
terkontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
- Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran karena terbentuk dengan kebiasaan siswa dalam beljar.
- Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
- Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka strategi pembelajaran inquiry akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa strategi pembelajaran
inquiry ini menekankan kepada proses mencari dan menemukan. Materi
pelajaran tidak diberikan secara langsung, peran siswa dalam strategi ini
adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran, sedangkan guru berperan
sebagai fasilitator dan membimbing siswa untuk belajar.
B. Saran
Dalam menyusun
makalah perkembangan hadis pada masa Rasulullah sampai sekarang pastilah makalah ini jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu bagi para mahasiswa, pembaca dan khususnya kepada
dosen pembimbing Strategi
Media dan Pembelajaran Matematika, kami sangat mengharapkan keritik dan
saran.
DAFTAR
PUSTAKA
v http://www.duniapembelajaran.com/2015/03/pengertian-strategi
pembelajaran.html (diakses pada tanggal 13 november 2016
pukul 09.00 WIB)
v http://www.academia.edu/16756763/strategi_pembelajaran_inkuiri
(diakses pada tanggal 13 november 2016
pukul 09.00 WIB)
v http://fuadhasansuccen.blogspot.co.id/2012/01/strategi-pembelajaran-inkuiri.html
(diakses pada tanggal 13 november 2016 pukul 09.00 WIB)
0 comments:
Post a Comment