Sunshine

Ridnatul Hidayati
Metro, Lampung, Indonesia
View my complete profile
Feeds RSS
Feeds RSS

makalah logika filsafat pendidikan



BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang
Dalam bahasa sehari-hari kita sering mendengar ungkapan seperti : alasannya tidak logis, argumentasinya logis, kabar itu tidak logis. Yang dimaksud dengan logis adalah masuk akal dan tidak logis adalah sebaliknya.Bahwa keseluruhan informasi keilmuan merupakan suatu sistem yang bersifat logis, karena itu science tidak mungkin melepaskan kepentingannya terhadap logika. Sebagai suatu ilmu yang mempelajari metode dan hukum-hukum yang digunakan untuk membedakan penalaran yang betul dari penalaran yang salah.
       Logika tidak mempelajari cara berpikir dari semua ragamnya, tetapi pemikiran dalam bentuk yang paling sehat dan praktis. Logika menyelidiki, menyaring dan menilai pemikiran dengan cara serius dan terpelajar serta bertujuan mendapatkan kebenaran, terlepas dari segala kepentingan dan keinginan perorangan. Logika merumuskan serta menerapkan hukum-hukum dan patokan-patokan yang harus ditaati agar manusia dapat berpikir benar.
      Banyak permasalah dihadapan kita yang dapat kita cari solusinya dengan cara menggunakan logika. Tetapi tidak semua masalah dapat kita selesaikan dengan menggunakan logika. Dengan demikian kami menggangkat logika sebagai bahan bahasan dalam makalah ini. Dengan harapan mampu menjadi bahan bacaan yang menarik dan mengandung daya positif.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Apakah Pengertian Logika?
2.      Apa Saja Asas-Asas Pemikiran?
3.      Apa Saja Macam - Macam Logika?
4.      Bagaimana Cara Mendapatkan Kebenaran?
5.      Apakah Manfaat Logika?

1.3  Tujuan
1.      Mengetahui Pengertian Logika
2.      Mengetahui Asas-Asas Pemikiran
3.      Mengetahui Macam - Macam Logika
4.      Mengetahui Cara Mendapatkan Kebenaran
5.      Mengetahui Manfaat Logika
BAB II
PEMBAHASAN


A.    PENGERTIAN LOGIKA
Logika adalah bahasa Latin yang berasal dari kata Logos yang berarti perkataan atau sabda.[1] Istilah lain yang digunakan sebagai gantinya adalah Mantiq, kata Arab yang diambil dari kata kerja nataqa yang berarti berkata atau berucap.[2]
Secara singkat, logika berarti ilmu, kecakapan atau alat untuk berpikir lurus.[3] Sebagai ilmu, logika disebut sebagai logika Epiteme (Latin:logika scientia) yaitu logika adalah sepenuhnya suatu jenis pengetahuan rasional atau ilmu logika (ilmu pengetahuan) yang mempelajari kecakapan untuk berpikir lurus, tepat dan teratur. Ilmu disini mengacu pada kecakapan rasional untuk mengetahui dan kecakapan mengacu pada kesanggupan akal budi untuk mewujudkan pengetahuan kedalam tindakan. Kata logis yang dipergunakan tersebut bisa juga diartikan dengan masuk akal.[4] Oleh karena itu logika terkait erat dengan hal-hal seperti pengertian, putusan, penyimpulan, silogisme.
Logika sebagai ilmu pengetahuan dimana obyek materialnya adalah berpikir (khususnya penalaran/proses penalaran) dan obyek formal logika adalah berpikir/penalaran yang ditinjau dari segi ketepatannya. Penalaran adalah proses pemikiran manusia yang berusaha tiba pada pernyataan baru yang merupakan kelanjutan runtut dari pernyataan lain yang telah diketahui (Premis) yang nanti akan diturunkan kesimpulan.
Logika juga merupakan suatu ketrampilan untuk menerapkan hukum-hukum pemikiran dalam praktek, hal ini yang menyebabkan logika disebut dengan filsafat yang praktis. Dalam proses pemikiran, terjadi pertimbamgan, menguraikan, membandingkan dan menghubungkan pengertian yang satu dengan yang lain. Penyelidikan logika tidak dilakukan dengan sembarang berpikir. Logika berpikir dipandang dari sudut kelurusan atau ketepatannya. Suatu pemikiran logika akan disebut lurus apabila pemikiran itu sesuai dengan hukum-hukum serta aturan yang sudah ditetapkan dalam logika. Dari semua hal yang telah dijelaskan tersebut dapat menunjukkan bahwa logika merupakan suatu pedoman atau pegangan untuk berpikir.

B.     ASAS-ASAS PEMIKIRAN
Asas pemikiran adalah pengetahuan dimana pengetahuan lain muncul dan dimengerti. Asas-asas ini bagi keseluruhan berfikir adalah mutlak dan salah benarnya suatu pemikiran tergantung terlaksana tidaknya asas-asas ini. Asas ini adalah dasar dari pengetahuan dan ilmu.
Asas ini dapat dibedakan menjadi :
1.      Asas Identitas (principium identitas = qanun zatiiya)
Asas ini adalah dasar dari semua pemikiran dan bahkan asas pemikiran yang lain. Kita tidak mungkin berfikir tanpa asas ini. Prinsip ini mengatakan bahwa sesuatu itu adalah dia sendiri bukan lainnya.

2.      Asas Kontradiksi (principium contradictoris = qanun tanaqud)
Prinsip ini mengatakan bahwa pengingkaran sesuatu tidak mungkin sama dengan pengakuannya.

3.      Asas Penolakan Kemungkinan Ketiga (Principium Exclusi Tertii = Qanun Imtina)
Asas ini mengatakan bahwa antara pengakuan dan pengingkaran kebenarannya terletak pada salah satunya. Pengakuan dan pengingkaran merupakan pertentangan mutlak, karena itu disamping tidak mungkin benar keduanya tidak mungkin salah keduanya.


C.    Macam - Macam Logika
Logika dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
1.      Logika Naturalis ( Mantiq al-Fitri)
Logika Naturalis adalah kinerja akal budi manusia yang berpikir secara tepat dan lurus sebelum mendapat pengaruh-pengaruh dari luar, yakni keinginan-keinginan dan kecenderungan-kecenderungan yang subyektif. Yang mana logika alamiah manusia ini ada sejak manusia dilahirkan. Dan dapat disimpulkan pula bahwa logika naturalis ini sifatnya masih murni dari diri sendiri.

2.      Logika Artifisialis atau Logika Ilmiah (Mantiq As-Suri)
Lain halnya dengan logika naturalis, logika ilmiah ini menjadi ilmu khusus yang merumuskan azas-azas yang harus ditepati dalam setiap pemikiran. Dengan adanya pertolongan logika ilmiah inilah akal budi dapat bekerja dengan lebih tepat, lebih teliti, lebih mudah dan lebih aman. Logika ilmiah ini juga dimaksudkan untuk menghindarkan kesesatan atau setidaknya dapat dikurangi. Sasaran dari logika ilmiah ini adalah untuk memperhalus dan mempertajam pikiran dan akal budi.


D.    CARA MENDAPATKAN KEBENARAN
Ada dua cara berfikir yang dapat digunakan untuk mendapatkan pengetahuan yang benar, yaitu melalui metode induksi dan metode deduksi.
a.       Induksi adalah cara berfikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat umum dari kasus-kasus yang bersifat individual. Penalaran ini dimulai dari kenyataan-kenyataan yang bersifat khusus dan terbatas diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum.[5]
b.      Deduksi adalah kegiatan berfikir merupakan kebalikan dari penalaran induksi. Deduksi adalah berfikir dari pernyataan yang bersifat umum menuju kesimpulan bersifat khusus.[6]


E.     MANFAAT LOGIKA
Logika membantu manusia berpikir lurus, efisien, tepat, dan teratur untuk mendapatkan kebenaran dan menghindari kekeliruan. Dalam segala aktivitas berpikir dan bertindak, manusia mendasarkan diri atas prinsip ini. Logika menyampaikan kepada berpikir benar, lepas dari berbagai prasangka emosi dan keyakinan seseorang, karena itu ia mendidik manusia bersikap obyektif, tegas, dan berani, suatu sikap yang dibutuhkan dalam segala suasana dan tempat.[7]







BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Logika berasal dari kata Yunani Kuno yaitu (Logos) yang artinya hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Logika sebagai ilmu pengetahuan dimana obyek materialnya adalah berpikir (khususnya penalaran/proses penalaran) dan obyek formal logika adalah berpikir/penalaran yang ditinjau dari segi ketepatannya. Penalaran adalah proses pemikiran manusia yang berusaha tiba pada pernyataan baru yang merupakan kelanjutan runtut dari pernyataan lain yang telah diketahui (Premis) yang nanti akan diturunkan kesimpulan.
Dalam logika sendiri dapat dibedakan menjadi dua yaitu : logika naturalis dan logika ilmia. Ada dua cara berfikir yang dapat digunakan untuk mendapatkan pengetahuan yang benar, yaitu melalui metode induksi dan metode deduksi. Logika mempunyai beberapa kegunaan diantaranya yaitu membantu manusia berpikir lurus, efisien, tepat, dan teratur untuk mendapatkan kebenaran dan menghindari kekeliruan,

B.     Saran 
Sebagai penyusun, kami merasa masih ada kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Oleh karena itu, kami mohon kritik dan saran dari pembaca. Agar kami dapat memperbaiki makalah yang selanjutnya.












DAFTAR PUSTAKA

Mundiri, Drs. H,  2012, Logika, Rajawali Pers, Jakarta
http://adhychezz.wordpress.com/logika/manfaat-belajar-logika/ (online, diakses Sabtu, 9 April 2016 pukul 13.00)




[1] K. Prent C. M., J. Adisubrata dan W. J. S Poerwadarminta, Kamus Latin Indonesia, Yayasan Kanisius, Semarang,1969, hlm. 501.
[2] Ahmad Warson Munawir, al-Munawir, Kamus Arab-Indonesia, Yogyakarta, 1984, hlm. 1531
[3] Amsal Bakhtiar, Ilmu Filsafat, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), hal. 212
[4] Ibid. 212
[5] Irving, M. Copi & James A. Gould, Reading on Logic, New York, 1971, hlm. 41
[6] Irving, M. Copi, op. cit, hlm. 32
[7] Ahmad Hanafi, Pengantar Filsafat, ( Jakarta: Bulan Bintang, 1990 ), hal. 88

0 comments:

Post a Comment