ANALISIS PERKEMBANGAN
SISWA INDONESIA DALAM MENGIKUTI PISA
Pajar Panuntun1, Taufik Riyadi2, Puji
Hadi Setiawan H3, Ridnatul Hidayati4, Siti Maskana5,
Qomarul Jariyah6
1 2 3 4 5 6 Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Matematika IAIM NU METRO LAMPUNG
ABSTRAK
Hasil studi PISA merupakan salah satu ukuran
untuk melihat kemampuan pemecahan masalah. Selama ini siswa Indonesia tidak
terbiasa menyelesaikan masalah PISA, sehingga perlu diketahui perkembangannya
agar dapat dijadikan pertimbangan untuk memberikan solusi agar bisa
meningkatkan kemampuan siswa Indonesia dalam menyelesaikan masalah PISA.
Hasil penelitian menunjukan dari study PISA
yang dilakukan setiap tiga tahun sekali, belum mengalami peningkatan yang
signifikan. Akibatnya peringakat Indonesia di urutan study PISA sangat kurang
memuaskan. Sehingga masih banyak yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan lagi.
ABSTRACT
The result of
PISA study is one measure to see problem solving ability. So far, Indonesian
students are not accustomed to solve PISA problem, so it is necessary to know
its development so that it can be considered to provide solution in order to
improve the ability of Indonesian students in solving PISA problem.
The results of the study show that PISA study conducted every three years, has not experienced a significant increase. As a result, Indonesia's peringakat in the PISA study sequence is very unsatisfactory. So much remains to be improved and improved.
The results of the study show that PISA study conducted every three years, has not experienced a significant increase. As a result, Indonesia's peringakat in the PISA study sequence is very unsatisfactory. So much remains to be improved and improved.
PENDAHULUAN
PISA (Programme for International Student Assesment) merupakan
studi tentang program penilaian siswa tingkat internasional yang
diselenggarakan oleh Organization for Economic Coorporation and
Development (OECD) atau organisasi untuk
kerjasama ekonomi dan pembangunan, yang berkedudukan di Paris, Prancis. PISA
adalah studi yang dikembangkan oleh beberapa negara maju di dunia yang
tergabung dalam the Organization for
Economic Cooperation and Development (OECD). PISA dilakukan setiap tiga tahun
oleh Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi
dan Pembangunan (OECD). PISA ini memonitoring hasil sistem dari sudut capaian
belajar siswa di tiap negara peserta yang mencakup tiga
literasi yaitu: literasi membaca (reading
literacy), literasi matematika (mathematic literacy) dan literasi sains
(scientific literacy). Tujuan umum dari PISA adalah untuk menilai sejauh mana
siswa berusia 15 tahun di negara OECD (dan negara lainnya) telah memperoleh
kemahiran yang tepat dalam membaca, matematika dan ilmu pengetahuan untuk
membuat kontribusi yang signifikan terhadap
masyarakat mereka (Wilken dalam Hawa, 2014).
Kemendikbud(2015) tujuan PISA adalah untuk
mengukur prestasi literasi membaca, matematika, dan sains siswa sekolah berusia
15 tahun di negara-negara peserta bagi Indonesia, manfaat yang dapat diperoleh
antara lain adalah untuk mengetahui posisi prestasi literasi siswa Indonesia
bila di bandingkan dengan prestasi literasi siswa di negara lain dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya. Oleh karena itu, hasil studi di harapkan
dapat digunakan sebagai masukkan
dalam perumusan kabijakan untuk peningkatan
mutu pendidikan.
Keterlibatan Indonesia dalam Program for International Student Assessment
(PISA) adalah upaya melihat sejauh mana
program pendidikan di negara kita
berkembang dibanding negara-negara lain di
dunia. Hal ini menjadi sangat penting dilihat dari kepentingan anak-anak kita
di masa depan yang akan datang sehingga mampu bersaing dengan negara-negara
lain dalam era globalisasi.
METODE
Jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian deskriptif. Menurut Hidayat syah penelitian deskriptif adalah metode
penelitian yang digunakan untuk menemukan pengetahuan yang seluas-luasnya
terhadap objek penelitian pada suatu masa tertentu. Dalam penelitian ini peneliti
mengumpulkan beberapa data jurnal yang berbasis PISA. Hal ini dikarenakan peneliti
menganggap data jurnal yang berbasis PISA lebih efektif untuk dijadikan
referensi dalam penyusunan artikel ilmiah.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mempermudah mengetahui perkembangan siswa Indonesia dalam mengikuti PISA.
Diharapkan juga bisa melengkapi informasi serta bisa dijadikan perbandingan
dengan jurnal lainnya.
HASIL DAN PEMBASAN
Pendidikan matematika adalah salah satu esensi
terpenting dalam dunia pendidikan, karena hampir semua konteks kehidupan
sehari-hari berhubungan dengan matematika. Perkembangan matematika juga semakin
pesat, baik materi
maupun kegunaannya.Namun, tidak dipungkiri
bahwa banyak kesulitan yang dihadapi siswa dalam menyelesaikan soal matematika,
yang berdampak pada rendahnya prestasi matematika.
Orientasi PISA merefleksikan perubahan dalam
tujuan dan sasaran kurikulum, yang lebih memperhatikan apa yang dapat dilakukan
siswa dari pada apa yang mereka pelajari di sekolah. Oleh karena itu,
diharapkan siswa dapat memiliki
kemampuan untuk literasi (literacy).
PISA dirancang untuk mengumpulkan informasi
melalui asesmen 3 tahunan secara bergilir untuk mengetahui literasi siswa dalam
membaca, matematika, dan
sain. PISA juga memberikan informasi tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan skill dan sikap siswa baik di
rumah maupun di sekolah dan juga
menilai bagaimana faktor-faktor ini
berintegrasi sehingga mempengaruhi perkembangan kebijakan suatu negara (OECD,
2010).
OECD melakukan evaluasi berupa tes dan
kuisoner pada beberapa Negara yang ditujukan pada siswa-siswi yang berumur 15
tahun atau kalau di Indonesia sekitar kelas IX atau X. PISA dilakukan tiap tiga
tahun sekali dan dimulai dari tahun 2000.
Dengan hasil pada tahun 2000, menempatkan Indonesia pada posisi 39 dari
41 negara, tahun 2003 pada posisi 38
dari 40 negara, tahun 2006 pada posisi 50 dari 57 negara, tahun 2009 pada
posisi 61 dari 65 negara, dan tahun 2012 pada posisi 64 dari 65 negara dan pada
tahun 2015 melibatkan 540.000 siswa di 70 negara, Indonesia pada posisi 62.
Dari hasil tes dan
evaluasi PISA 2015 performa siswa-siswi Indonesia masih tergolong rendah.
Berturut-turut rata-rata skor pencapaian siswa-siswi Indonesia untuk sains,
membaca, dan matematika berada di peringkat 62, 61, dan 63 dari 69 negara yang
dievaluasi. Peringkat dan rata-rata skor Indonesia tersebut tidak berbeda jauh
dengan hasil tes dan survey PISA terdahulu pada tahun 2012 yang juga berada
pada kelompok penguasaan materi yang rendah.
Melihat dari
indikator utama berupa rata-rata skor pencapaian siswa-siswi Indonesia di
bidang sains, matematika, dan sains memang mengkhawatirkan. Apalagi kalau yang
dilihat adalah peringkat dibandingkan dengan negara lain. Tersirat kekhawatiran
kita tentang kemampuan daya saing kita pada masa yang akan datang.
Tapi OECD tidak
hanya melulu melakukan tes yang mnguji kemampuan ketiga bidang di atas, tapi
mereka juga mengukur bermacam-macam indikator dari mensurvei banyak hal yang berkaitan
dengan pengambilan keputusan untuk pendidikan. OECD tidak hanya melakukan tes
sains, membaca, dan matematika kepada siswa, tapi mereka juga menyebarkan
kuisioner kepada siswa, kepala sekolah dan orang tua untuk mendapatkan data
sebanyak-banyaknya dan gambaran utuh tentang pendidikan di negara yang
dievaluasi.
Data tentang tingkat kesenangan belajar sains pada PISA 2015 sendiri juga menarik untuk diteliti. Banyak negara yang indeksnya rendah memiliki peringkat performa sains yang bagus. Padahal secara logis bisa disimpulkan semakin senang siswa belajar sains maka semakin tinggi kemampuan siswa. Demikian juga dengan kesetaraan gender untuk akses pendidikan sains dan matematika di Indoneia juga hasil PISA 2015 menunjukkan indeks yang tinggi. Beberapa idikator positif ini dapat menjadi pendorong untuk pencapaian penguasaan materi sains dan matematika.
Data tentang tingkat kesenangan belajar sains pada PISA 2015 sendiri juga menarik untuk diteliti. Banyak negara yang indeksnya rendah memiliki peringkat performa sains yang bagus. Padahal secara logis bisa disimpulkan semakin senang siswa belajar sains maka semakin tinggi kemampuan siswa. Demikian juga dengan kesetaraan gender untuk akses pendidikan sains dan matematika di Indoneia juga hasil PISA 2015 menunjukkan indeks yang tinggi. Beberapa idikator positif ini dapat menjadi pendorong untuk pencapaian penguasaan materi sains dan matematika.
Seperti yang telah
diutarakan di atas bahwa bahwa ruang untuk meningkatkan performa siswa-siswi
Indonesia merupakan tantangan bagi para pendidik, manajemen sekolah, orang tua,
siswa, pemerintah, dan siapa saja yang peduli dengan pendidikan Indonesia,
khususnya sains dan matematika, untuk bersama-sama meningkatkan mutu pendidikan
Indonesia supaya kita tidak jauh tertinggal dalam hal daya saing bangsa dari negara-negara
lain.
PENUTUP
Secara keseluruhan hasil dari study PISA untuk siswa
Indonesia masih tergolong sangat rendah. Tetapi, sudah ada peningkatan untuk
point sains dari tahun 2012 ke 2015, setidaknya sudah 21 point. Kemudian OECD tidak hanya melakukan tes sains, membaca, dan matematika kepada siswa,
tapi mereka juga menyebarkan kuisioner kepada siswa, kepala sekolah dan orang
tua untuk mendapatkan data sebanyak-banyaknya dan gambaran utuh tentang
pendidikan di negara yang dievaluasi.
SARAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan,
peneliti mengemukakan saran-saran sebagai berikut :
1. Bagi pemerintah, sebaiknya meningkatkan standar
kompotensi untuk setiap sekolah agar bisa bersaing dengan Negara lain.
2.
Bagi
pendidik, sebaiknya lebih meningkatkan kualitas mengajar agar peserta didik
lebih termotivasi untuk belajar.
3.
Bagi
peserta didik, sebaiknya lebih memotivasi diri sendiri untuk belajar dan
menyadari jika persaingan dimasa depan akan lebih sulit.
4.
Untuk
penelitian selanjutnya, peneliti menyarankan menggunakan semua data untuk menyajikan
informasi tentang perkembangan PISA di tahun 2018 dengan lebih lengkap.
DAFTAR
PUSTAKA
http://www.ubaya.ac.id/2014/content/articles_detail/230/Sekelumit-dari-Hasil-PISA-2015-yang-Baru-Dirilis.html (diakses pada tanggal 20 Oktober 2017, pukul 20.00
WIB)
https://www.oecd.org/pisa/keyfindings/PISA-2012-results-snapshot-Volume-I-ENG.pdf (diakses
pada tanggal 10 November 2017, pukul 20.00 WIB)
http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/peluang/article/view/1296 (diakses pada tanggal 20 Oktober 2017, pukul 20.00
WIB)
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/6959/21_77_Makalah%20Rev%20Erna%20Hartika%20Wati.pdf?sequence=1 (diakses pada tanggal 20 Oktober 2017, pukul 20.00
WIB)
http://digilib.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2017/12.1.01.05.0048.pdf (diakses pada tanggal 20 Oktober 2017, pukul 20.00
WIB)
http://www.academia.edu/24828988/Kemampuan_Mahasiswa_Program_Studi_Pendidikan_Matematika_FKIP_Unsyiah_Menyelesaikan_Soal_PISA_Most_Difficult_Level (diakses pada tanggal 20 Oktober 2017, pukul 20.00
WIB)
0 comments:
Post a Comment